Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah mata kuliah pilihan yang bertujuan membina kemampuan mahasiswa dalam menghayati gejala arsitektural. Kemampuan ini kami disebut kemampuan intensi. Karena gejala arsitektural yang bisa dihayati ada di lapangan (di luar teori), maka lapangan digunakan sebagai materi sekaligus media pembelajaran. Jadi kompetensi akhir yang diharapkan adalah kemampuan intesional dalam penghayatan lapangan.
Pengahayatan lapangan sebenarnya sudah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, bahkan 100% kehidupan keseharian adalah penghayatan. Oleh karena itu sebenarnya mata kuliah ini tidak ditujukan untuk mengajak mahasiswa menghayati hidup keseharian, tetapi ditujukan untuk mengajak mahasiswa belajar arsitektur dari pengahayatan pribadi gejala arsitektural dari kehidpan kesehariannya.
Gagasan belajar arsitektur dari penghayatan pribadi datang dari kenyataan bahwa sebenarnya pengetahuan pengalaman pribadi itu ternyata berperan besar dalam profesi desainer arsitektur. Banyak keputusan desain menghasilkan karya desain yang bersumber dari pengalaman penghayatan pribadi, misalnya inspirasi dari pengalaman menghayati keindahan alam, keunikan suatu tempat, dan lain-lain.
Masalah yang dihadapi oleh mata kuliah ini adalah bahwa pada kenyataannya pengalaman penghayatan keseharian itu ternyata tidak terekam dengan baik dalam ingatan mahasiswa. Kenyataan inilah yang kami pandang “rugi”. Pengalaman penghayatan sebenarnya pengalaman berharga yang bisa diperoleh dengan murah. Oleh karena itu mata kuliah ini mengajak mahasiswa menghargai pengalaman penghayatan keseharian.
Untuk mencapai kemampuan merekam pengalaman dari penghayatan keseharian, diperlukan penyadaran atas pengalaman dari penghayatan itu sendiri. “INGAT” adalah kunci kesadaran.
Menurut pengalaman, ingatan itu berhubungan dengan intensi diri terhadap suatu gejala. Kesan-kesan yang mendalam biasanya mudah diingat, sebaliknya kesan-kesan yang dangkal mudah terlupakan. Kesan-kesan arsitektural yang hadir dalam kehidupan keseharian biasanya menyelinap masuk ke dalam memori tanpa kesadaran mengetahui. Ia sebagai kenangan bawah sadar (kata Freud).
Mata kuliah ini berusaha memasukkan pengalaman penghayatan sehari-hari secara sadar. Untuk itu digunakan jalan penulisan atau penggambaran pengalaman, baik pengalaman kognitif, afektif maupun motorik. Dan itu semua membutuhkan belajar meningkatkan kepekaan diri ”melihat” gejala arsitektural, kepekaan disi terhadap gejala ”inspiratif”, dan kemampuan diri mempresentasikan pengalamannya.
Tujuan Pembelajaran:
- Mahasiswa mampu meningkatkan kepekaan diri dalam ’melihat’ gajala arsitektural di lapangan.
- Mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan mengambil inspirasi desain arsitektural di/dari lapangan.
- Mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan menulis dan mempresentasikan pangalaman lapangan kepada khalayak pembaca/pemirsa.
Strategi Pembelajaran: Pelatihan
Pengalaman Belajar:
- Pandangan inderawi
- Pandangan rasional
- Pandangan intuitif
2. Belajar menyerap inspirasi dari obyek-obyek yang ‘dilihat’
- Inspirasi dari insight
- Inspirasi dari pemikiran rasional
- Inspirasi dari intuisi
3. Belajar memindahkan pengalaman ke media komunikasi
- Cerita lisan dan tulisan
- Sketsa dan foto
Program Pembelajaran:
(materi dan lokasi "jalan-jalan" masih bisa berkembang, silakan teman-teman bisa memberikan masukan)
Minggu ke-1:
1. Mahasiswa mendapatkan penjelasan tentang mata kuliah KKL
2. Mahasiswa melakukan jalan-jalan dan menuliskan cerita dari jalan-jalan itu (untuk identifikasi kompetensi awal)
Catatan: identifikasi ini merupakan tugas dosen KKL. Identifikasi kompetensi awal ini digunakan untuk penyesuaian materi pembelajaran minggu ke-2.
Minggu ke-2:
1. Mahasiswa mendapatkan penjelasan mengenai cara-cara ’melihat’ yang tajam dan/atau luas
2. Mahasiswa melakukan praktek mempertajam pandangan inderawi
3. Mahasiswa melakukan praktek mempertajam pandangan rasional
Catatan: evaluasi dari praktek dilakukan oleh dosen KKL
Minggu ke-3:
1. Mahasiswa melakukan pengulangan praktek bila hasilnya belum memadai
2. Mahasiswa melakukan peningkatan ketajaman bila hasilnya cukup memadai
3. Mahasiswa mendapatkan penjelasan mengenai penulisan yang komunikatif
Catatan: evaluasi dari praktek dilakukan oleh dosen KKL
Minggu ke-4:
1. Mahasiswa mendapatkan penjelasan mengenai cara-cara ’melihat gejala’ dengan intuisi
2. Mahasiswa melakukan latihan kesadaran intuitif
Catatan: evaluasi dari praktek dilakukan oleh dosen KKL
Minggu ke-5:
Mahasiswa melakukan latihan-latihan intensif kesadaran intuitif
Catatan: evaluasi dari praktek dilakukan oleh dosen KKL
Minggu ke-6:
Mahasiswa melakukan praktek ulang ketajaman inderawi, rasional, intuitif dan pemulisan cerita pengalaman dari praktek.
Mid Semester: Evaluasi progres pembelajaran
Minggu ke-7:
1. Mahasiswa mendapatkan penjelasan mengenai cara-cara menyerap inspirasi dari insight (penglihatan dalam)
2. Mahasiswa melakukan latihan menyerap inspirasi dari insight
Catatan: evaluasi dari praktek dilakukan oleh dosen KKL
Minggu ke-8:
1. Mahasiswa mendapatkan penjelasan mengenai cara-cara menyerap inspirasi dari pemikiran rasional
2. Mahasiswa melakukan latihan menyerap inspirasi dari pemikiran rasional
Catatan: evaluasi dari praktek dilakukan oleh dosen KKL
Minggu ke-9:
1. Mahasiswa mendapatkan penjelasan mengenai cara-cara menyerap inspirasi dari intuisi
2. Mahasiswa melakukan latihan menyerap inspirasi dari intuisi
Catatan: evaluasi dari praktek dilakukan oleh dosen KKL
Minggu ke-10:
Mahasiswa melakukan latihan-latihan ulangan menyerap inspirasi
Catatan: evaluasi dari praktek dilakukan oleh dosen KKL
Minggu ke-11:
Mahasiswa melakukan latihan praktek dengan obyek luar kota
Minggu ke-12:
Mahasiswa melakukan penulisan cerita pengalaman lapangan luar kota. Penyempurnaan tulisan lewat pembimbingan penulisan. Waktu sampai saat ujian akhir semester.
Ujian Akhir Semester:
1. Mahasiswa menyerahkan karya akhir
2. Mahasiwa melakukan presentasi dan diskusi tentang pengalaman lapangannya
Evaluasi progres pembelajaran dan evaluasi karya akhir, dilakukan berdasarkan progres dan kompetensi akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar