Fenomena Bung Karno
Sang Proklamator
Bung Karno, beliau lahir di kota ini dan juga akhirnya pun dimakamkan di sini pula, seorang tokoh yang selalu di puja di kota ini, dan bahkan ada yang bilang, “Siapapun Presidennya, Presiden kami tetap Bung Karno”, sungguh besar kebanggaan kota ini terhadap Sang Proklamator.
Sebuah makam yang dulunya hanya sebuah kompleks pemakaman kecil, dengan sebuah pendopo makam utama untuk Sang Proklamator ini, kini menjadi sebuah kompleks yang sangat indah, terdapat sebuah Museum, Perpustakaan Internasional, dan juga tentunya Makam Bung Karno.
Penduduk sekitar menjadi pihak yang sangat diuntungkan, peziarah-peziarah semakin banyak berdatangan, hingga kios-kios souvenir penduduk sekitar tak sepi dari para pembeli. Kios-kios souvenir ini berjajar memadati setiap pinggir jalan raya menuju Komplek Makam Bung Karno, hingga kita tak akan pernah berhenti untuk membaca tulisan “Soekarno” ketika kita berjalan melewati jalan tersebut. Bahkan tak hanya kios-kios souvenir, berbagai macam warung, restoran, hotel, motel, dan sebagainya bisa dijumpai di sekitar jalan ini.
Kompleks Makam Bung Karno membujur lurus dari Selatan ke Utara, dari pintu masuk hingga ke makam. Di mulai dengan sebuah taman di depan, para peziarah atau pengunjung disuguhi dengan eksentriknya tampak
Dari taman, menuju ke dalam, terdapat sebuah anak tangga turun menuju lorong antara kedua bangunan di kanan dan di kiri yang seakan terpisah, namun sebenarnya adalah satu bagian. Sebuah lorong yang megah, dengan tiang-tiang bulat menjulang ke atas, entah tak tau pasti apa maksud sang arsitek, namun tiang-tiang tersebut memberi aksen yang kuat pada bangunan istimewa ini, bangunan yang monumental. Di tengah-tengah lorong menuju bagian selanjutnya kompleks ini terdapat sebuah patung besar, yaitu patung Sang Proklamator, Bung Karno, duduk di sebuah kursi dengan kaki menyilang memangku sebuah buku yang terbuka sedang dipegang tangannya, dengan tatapan tajam mata Sang Proklamator menuju para peziarah atau pengunjung dari lorong masuk. Sungguh penghayatan dan pengalaman suasana hati yang tajam dan menusuk. Tersenyum hati menjiwai tatapan itu.
Di sebelah kiri dan kanan patung tersebut, terdapat pintu masuk Perpustakaan di sebelah timur
Perpustakaan ini mempunyai koleksi buku yang sangat berharga, dari berbagai macam ilmu pengetahuan, buku-buku ensiklopedi, hingga tentunya buku-buku tentang Bung Karno bahkan buku-buku karya Bung Karno sendiri di masa hidupnya. Perpustakaan terdiri dari dua lantai, begitu juga area Museum. Kedua area ini terhubung oleh jembatan di lantai dua, tepat di depan atas patung (statue) dan di belakang atas patung. Jadi pengunjung dapat menyapa patung Bung Karno, baik dari atas maupun dari bawah. Sebuah pendalaman yang indah bagi Sang
Setelah lorong tersebut dilalui, terdapat seperti boulevard yang terbuka, hamparan perkerasan dan kolam menjadi pemandangan yang segar, dengan dikelilingi berbagai ornamen. Di sebelah timur terdapat sebuah relief, yang salah satu isinya adalah relief teks proklamasi kemerdekaan
Dari sini para peziarah dan pengunjung dibimbing menuju anak tangga naik menuju area pendopo makam. Sebuah gapura candi menandai jalan masuk menuju pendopo. Sebuah pendopo yang kini sungguh terbuka bagi pengunjung.
Suasana hening selalu menghiasi area pendopo ini, kehikmatan para peziarah selalu terasa, meskipun sedang ramai sekali. Terasa sejuk…
Maaf apabila tidak ada foto atau gambar makam Bung Karno, sebenarnya ada, tapi sengaja tak ditampilkan, apabila hati penasaran, silakan singgah ke
Terima kasih.
Ditulis oleh
Muhammad Hallala (I0205093)
Photograph by
Muhammad Hallala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar