Rabu, 17 September 2008

Catatan Perjalanan ... (bagian 2)

LIBURAN KE MALANG

Pada waktu liburan semester genap saya dan keluarga berlibur ke Malang. Pada hari minggu malam tanggal 20 juni saya dan keluarga berangkat ke malang, disaat dalam perjalanan pergi ke Malang saya dan keluarga mengalami kebingunan jalan menuju Malang. Karena beberapa kali saya dan keluarga salah jalan,tapi akhirnya kami bisa menemukan jalan ke Malang tanpa harus salah jalan lagi. Akhirnya pada pagi hari saya dan keluarga sampai di Malang.

Pada waktu di Malang saya dan keluarga tidur di tempat bulek,di sana kami beristirahat. Pada saat sore harinya saya dan keluarga pergi ke Jatim Park,di sana banyak sekali permainan seperti di ancol. Akhirnya saya bermain RoolCoaster disaat saya naik perasaan saya sangat takut sekali,waktu permainannya di mulai saya berteriak kenceng karena saya sangat ketakutan sekali. Tapi saya sangat senang sekali bisa bermain RoolCoaster,walaupun tidak seperti yang di ancol.

Di Jatim Park saya bermain Bom-Bom car,di sana juga saya meliat-liat permainan yang lain. Pada waktu sore hari saya dan keluarga pulang kerumah bulek untuk bermalam di sana. Di saat waktu saya mau tidur udaranya sangat dingin sekali,saya belun pernah merasakan udara yang sangat dingin dan sejuk pada waktu tidur. Karena udara di Solo sangat panas sekali. Akhirnya pada pagi hari saya dan keluarga melnjukan liburannya ke Taman Safari. Di sana saya melihat hewan-hewan yang belum pernah saya liat sendiri,di sana banyak sekali hewan dari beberapa daerah maupun negara lain. Di sana saya berfoto dengan beberapa hewan,perasaan saya pada saat di foto sangat takut dan geli. Tapi saya bisa menghilangkan rasa takut dan geli. Saya juga meliat hewan-hewan yang beraktraksi,saya sangat senang bisa ke Taman Safari melihat beberapa hewan yang belum saya liat.

Pada waktu siang hari saya dan keluarga melanjutkan liburannya ke Wisata Bahari Lamongan. Di saat menuju Lamongan saya dan keluarga mengalami kebingunan jalan lagi,tapi akhirnya saya dan keluarga bisa menemukan jalan menuju lamongan. Akhirnya saya dan keluarga sampai juga ke Taman bahari Lamongan,di sana saya bermain kura-kura seperti yang di ancol. Perasaan saya sangat takut sekali karena sangat tinggi, tapi saya sangat senang. Selain itu saya juga bermain perahu di pantai, pada saat saya bermain perahu di pantai saya terjatuh ke laut. Di saat saya terjatuh banyak sekali yang melihat saya. Perasaan saya sangat malu sekali,akhirnya saya mengganti baju saya yang basah. Pada waktu sore hari saya dan keluarga pulang menuju Malang untuk bermalam lagi di tempat bulek.

Pada malam harinya saya dan keluarga pulang ke Solo,tak terasa liburan nya berakhir juga. Disana perasaan saya sangat sedih dan senang,karena liburan nya harus berakhir. Saya sangat menikmati liburan pada semester genap ini,walaupun hanya sesaat. Bagi saya liburan semester genap ini sangat berkesan dan tak terlupakan.

NONIEK NURCAHYANTO I0205097

_______________________________________________________________

Ahmad Azhari Arfandi I0206118

Perjalanan ke Gua sumenep daerah pantai suing, Gunung kidul YogYakarta

Perjalana saya di mulai dari mengikuti kegiatan bakti social yang di adakan oleh beberapa UKM yang berada di fakultas teknik Universitas sebelas maret SURAKARTA, UKM2 yang ikut dalam acara tersebut di antaranya HMA ( himpunan mahasiswa arsitektur ), HMP ( himpunan mahasiswa program diploma ), & Ab ( ajustra brata Fakultas Teknik ). Semula saya tidak mengira perjalanan saya akan seseru ini, karena bayangan saya setelah saya menginjakan kaki di daerah pantai Siung saya hanya akan melakukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan pengabdian diri kita sebagai mahasisiwa kepada para masyarakat sekitar yang tinggal di daerah tersebut.

Saat itu ketika saya dan Tim Pemetaan sedang melakukan sosialisai tentang cara cara melakukan pemetaan daerah pantai sung kepada masyarakat sekitar, yang di lanjut kan dengan melakukan perjalanan atau survey langsung ke lokasi saya menanglap suatu fenomena yang sangat unik dan menarik, bias di katakana sebagai gejala arsitektur. Di mana pada saat saya melakukan perjalanan saya dan Tim Pemetaan mendapati sebuah Guo yang sangat menarik dan bisa di jadikan Obyek wisata, namun aneh nya guo tersebut jarang di kunjungi oleh Mnsyarakat luar ( pengunjung ) karena medan menuju Guo tersebut sangat sulit dan membutuhkan sedikit perjuangan. Yang membuat saya kagum yaitu ternyata selain daerah suing mempunyai pantai yang begitu indah, terdapat beberapa obyek lagi yang tidak kalah indah dan menantang yaiutu Goa Sumenep.

Demikian cerita perjalanan saya dalam menangkap sebuah gejala arsitektur yang ada di alam sekitar kita… hikmah yang dapat saya ambil dari perjalanan kali ini adalah betapa indah alam sekitar yang kita huni ini, dan ini merupakan bukti dari kebesaran Sagn Pencipta, untuk itu sebagai rasa syukur ke padaNYA kita wajib memelihara dan melestarikan alam sekitar kita… wassalam

_______________________________________________________________________

Nama : Kurnia Dwi Prawesti

NIM : I 0206013

CATATAN PERJALANAN KE BANYAK TEMPAT

Sebagai pendatang dari luar kota Solo, saya merupakan salah satu orang yang kurang menikmati dunia di sekitar Solo. Sampai saat ini kunjungan saya ke daerah-daerah si sekitar kota Solo seperti Karanganyar, Boyolali dan lainnya dapat dihitung dengan jari. Misalkan saja ke daerah Tawangmangu, dapat diperkirakan baru sekitar tiga kali sampai saat ini.

Suatu saat saya diajak oleh salah satu teman saya ke wilayah sekitar Tawangmangu. Saat itu kebetulan asaya sedang tidak ada kerjaan. Saya langsung mau diajak jalan-jalan. Akhirnya sekitar jam 11 siang, kami meluncur ke daerah tawangmangu. Ternyata tujuan yang tadinya saya kira menuju Taawangmangu ternyata bukan. Dengan mengambil jalur menuju candi Sukuh, kami menuju desa yang bernama Berjo. Di situ kami makan di warung makan langganan teman saya. Setelah cukup mengisi perut kami melanjutkan perjalanan melewati Desa Karangtaji kemudian ke desa Godang, pada akhirnya di desa Tambak.

Di desa Tambak kami sebenarnya berniat untuk mengunjungi seorang kolektor tanaman hias yang merupakan kenalan teman saya yang juga seorang penggemar tanaman hias. Tapi karena kami tidak menjumpainya, maka kami pulang. Dari situ teman saya menunjukkan sebuah jalan yang ternyata merupakan shortcut menuju puncak Lawu. Jalan tersebut sepengamatan saya merupakan jalan alternatif yang tidak terlalu menanjak. Jalannya pun termasuk lumayan sebagai jalur pendakian, karena sudak dibangun jalan kerikil. Namun menurut cerita teman saya, jalur yang ternyata merupakan jalur penduduk yang mencari kayu tersebut, termasuk jalur yang cukup sulit. Dengan kemiringan lebuh dari 55° jalur tersebut cukup sulit. Namun jarak menuju puncak hanya sekitar 3 jam perjalanan.

Setelah dari desa tambak,kami kembali ke desa Berjo. Dari pertigaan ke arah Candi sukuh, kami mengambil jalur tersebut. Selama perjalanan kami mendiskusikan mengenai kontur wilayah tersebut, view, serta iklim daerah tersebut serta berangan-angan mengenai pemanfaatan wilayah tersebut,karena kebetulan teman saya tersebut merupakan mahasiswa Jurusan Teknik Sipil di UNS juga.

Di perjalanan,kami mampir ke candi Cetho. Dalam perjalanan ke Candi Cetho, saya menjumpai sebuah lapangan yang berada di sebuah puncak bukit. Jadi dari lapangan tersebut dapat melihat ke seluruh arah, juga bagus dilihat dari daerah yang lebih tinggi. Saya membayangkan ketika ada pertandingan sepakbola di sana dan saya kira akan sangat keren moment tersebut.

Di daerah Candi Cetho juga saya rasa cukup unik. Desa yang berada sekitar candi, di setiap main entrance dibangun gapura model Hindu yang mirip style Bali. Hingga gapura SD pun juga seperti itu. Rasanya seakan berada di Bali. dan kalau saya foto di sanapun pasti banyak yang akan mengira lokasinya di Bali.

Setelah puas mengamati daerah tersebut, kami menuju ke arah Sragen melewati Kemuning kemudian Desa Jenawi hingga ke Sragen. Di kemuning saya melihat kebun teh yang pola penanamannya rapi dan saya rasa cukup bagus. Bahkan kalau kepingin ke kebun teh, saya kira tidak perlu ke Puncak, ke sana pun suasananya cukup mendukung bagi saya.

Sepanjang perjalanan menuju Sragen,saya melihat garis marka jalan yang tidak rapi. Dari situ saya simpulkan bahwa pembangunan belum maksimal di daerah itu. Walaupun sudah memiliki jalan aspal, namun masihlah kurang. Akan tetapi hal baik yang saya dapat dari sana adalah bahwa kerjasama antar warganyapun cukup baik. Tanpa bantuan dari pemerintah saya menilai bahwa penggambaran marka jalan yang dibuat manual tersebut m,erupakan hassil gotong royong warga.

Setelah sampai di Sragen, kami mapir sebentar ke rumah teman kami hingga waktu maghrib. Setelah maghrib, kami melanjutkan perjalanan pulang ke Solo. Begitulah catatan perjalanan saya..

PGS, siangnya panas...malamnya dingin


Kalo para pelancong tertarik pergi ke Solo jelas ga akan pernah yang namanya ketinggalan buat mampir ke Pasar Klewer dan PGS yang katanya “Tanah Abangnya wong Solo” gitu de… Berkunjung ke Solo kurang lengkap jika tidak melihat-lihat dan membeli kain batik. Salah satu tujuan wisata andalan di Kota Solo selain keraton adalah wisata belanja, terutama batik. Banyak alternatif lokasi dan pusat perbelanjaan untuk dijadikan tujuan berbelanja batik. Mulai dari kain batik tulis dengan motif Solo, batik cap atau printing, baju batik, kain sprei batik, hingga sarung bantal, gorden dan segala aksesoris berbau batik, tersedia di Solo. Selain itu banyak juga toko yang menyediakan berbagai accesories, sepatu, tas dengan harga yang tergolong murah, apalagi jika belinya secara grosiran.
Salah satu tempat yang banyak menyediakan koleksi batik adalah Pusat Grosir Solo atau orang biasa menyebut dengan PGS. Lokasinya berada di sebelah timur Perempatan Gladak, tidak jauh dari Kraton Surakarta dan Pasar Klewer. Lokasi PGS berjejer dengan Beteng Trade Center (BTC), persisnya di sebelah baratnya.
Bagi yang ingin berkunjung di PGS bisa memarkir kendaraannya di kompleks BTC maupun sebaliknya pengunjung BTC bisa memarkir kendaraannya di PGS. Kebanyakan toko atau tenant di PGS mulai tutup pada sore hari sekitar pukul 16.00 -17.00 walaupun pada waktu waktu tertentu buka sampai malam hari, seperti misalnya ketika ada festival musik atau makanan di
lantai paling atas.(bahasa saya terlalu baku, jadi susah crita nih, so pake bahasa sehari2 aja yah, biar gampang,piss:)
Sebagai warga Solo yang tidak mau disebut “katrok” oleh Mas Tukul ga mungkin banget kalo ga tau atau belum pernah pergi ke PGS. Naik motor dari rumah saya cuma berjarak 5x lampu
“bangjo” (deket banget khan..?). Barangnya lumayan lengkap mulai dari kebutuhan anak-anak sampai kakek-nenek ada di sini. Harganya lumayan murah meskipun bisa tawar menawar dan yang pinter nawar pasti dapat harga bagus. Meski namanya Pusat Grosir Solo, ga usah khawatir, ada barang ecerannya juga kok. Tempat belanjanya sebenarnya nyaman dan ber-AC.
Penataan space buat pedagang pun sebenarnya juga longgar, tetapi kenapa ya tiap kali kesana saya selalu kepanasan? Apalagi kalau lagi “ngenyang” alias nawar harga (butuh energi khusus kali ya?, kalau berhasil nawar itu kebanggaan tersendiri lho,hehehe.)
Pas ke sana “ndilalah” pas hari Minggu (lupa kalau itu hari Minggu), alhasil parkiran rame banget. Sampe-sampe harus naek ram ke lantai 4 (bareng-bareng sama mobil agak ngeri juga, moga-moga ga ada yang pake mobil otomatis ,hehehehe) Huff, dan akirnya sampe juga ke lantai 4 dan ternyata….ada tempat parker dadakan yang dipersiapkan khusus (kasian banget, padahal lantainya keramik lho ,sungguh sayang..). sebelum turun tuk berperang melawan penjual disana, saya keliling dulu ngliat keadaan di lantai 4.
Ternyata sebenarnya lantai 4 itu juga bakal dijadiin tempat jualan. Kok bisa? Dari lantainya udah keliatan di kapling-kapling. Batas kaplingan dikasih keramik warna coklat (kalo ga salah ding,lupa!). Sudahlah, mungkin lagi apes memang, berhubung rame banget, dibawah apa lagi. Akhirnya cuma foto-foto sebentar trus pulang deh…

Ada lagi yang baru di daerah sana, Galabo namanya. Galabo, Gladak Langen Bogan. Intinya pusat jajan pokoknya! Tiap malem, jalan di depan PGS dan BTC di tutup, trus dipasangi meja-meja (kaya China Town kalo diliat dari atas). Jadi kalo ke Solo, siangnya belanja baju & batik di PGS/klewer/BTC, nah malamnya tinggal nongkrong di Galabo. Jangan lupa pake jaket, soalnya anginnya cukup kenceng. Catatan, jangan ke sana malem minggu, ramenya minta ampuuun…!!..


ps: aku juga lupa kalu hari ini tanggal 10...(maap telat,ga papa ya bu...;)

Tidak ada komentar: